SAJAK SEPTEMBER, UNTUK LELAKIKU

| |


di sudut jalan taman kota
ketika mentari mulai menjinjing embun di lenggang dedauan
derap kaki menyatu di antara bising gempita suara klakson, memekak
menggendong segumpal asa, di dada


binar mata yang masih berjejal
dengan serangkaian abjad yang terpampang di bilik retina, semalam
bersama sepuntung rokok jati diri
memicingkan letupan semangat tak pernah padam


deru napas kehidupan  membuatmu memilah hari hingga berpetakpetak
pun pada putaran waktu  yang tak henti kau singgahi
tersusun deadline pemberhentian tak kunjung usai


satu persatu  petakpetak kau bangun
di tanam dengan rimbun harap
atas benihbenih yang entah esok, lusa, atau bahkan kelak
menyemai mimpi sepadang tawa


tiada keluh itu dzikir hatimu
tersebab khidmatmu adalah ayatayat suci penahan dahaga
saat pagi menghidangkan seulas senyum
dari sarapan bocahbocah lugu, beribu cita


hanya ketika hujan meninggalkan rinai  
dari jejak tapak yang tertanam
saat itulah ruahmu atas segala nikmat.
dan Dia adalah muasalmu



21 september 2011

0 komentar:

Posting Komentar