pada netra kesekian kali
telah terulur serentang jarak
membentang antara rapuhnya tebing emosi dan curamnya fikir
bukan pada tempat di mana meletakkan naluri dan buah akal
merobek keyakinan atas gundahnya hati
saat malammalam sakral rintihan perawan
membumi hanguskan hasrat binal kembara hati
pada titik penghabisan atas jawab yang memuncak
padang gersang bertandus
menjadikan altar persinggahan semakin terasing
pada sudut jiwa yang semakin bising
mencokol segala laknat yang membirahi
hingga tak sadar diri nafsu telah menguasai ilusi
mengais ruahan amarah yang semakin membuncah
sebelum akhirnya terbujur kaku di tilam kesadaran
astaghfirullaahal 'adzim
10 Sept 2011
0 komentar:
Posting Komentar