detik jatuh di pelataran senja
memutar haluan
lalu kembali memuara sunyi
saat jingga melepas anggun biasnya
kulihat, di luar angin mengalun perlahan
menghantar wewangian tasbih
dari anak-anak gembala syariat
berbarengan menuju mimbar
ada gaduh di segumpal darahku
menyeru kelu pada dinding bisu
hiba mengadu di rinai harap
kian menghujam bumi yang diam
bila dimensi enggan kembali
maka luka adalah serangkain kidung Ibunda
luruh dari kaki-kaki langit
untuk akhirnya meresap di keningku
serupa inikah waktu?
mengeja usia di tiap buliran kalam Tuhan
kian tertatih
dalam kesendirian puja doa
memutar haluan
lalu kembali memuara sunyi
saat jingga melepas anggun biasnya
kulihat, di luar angin mengalun perlahan
menghantar wewangian tasbih
dari anak-anak gembala syariat
berbarengan menuju mimbar
ada gaduh di segumpal darahku
menyeru kelu pada dinding bisu
hiba mengadu di rinai harap
kian menghujam bumi yang diam
bila dimensi enggan kembali
maka luka adalah serangkain kidung Ibunda
luruh dari kaki-kaki langit
untuk akhirnya meresap di keningku
serupa inikah waktu?
mengeja usia di tiap buliran kalam Tuhan
kian tertatih
dalam kesendirian puja doa
_Kenanga_
0 komentar:
Posting Komentar